Bangun Kesiapsiagaan, FMIPA UI Gelar Pelatihan Tanggap Bencana bagi Sivitas dan Tendik

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) berkomitmen meningkatkan kesiapsiagaan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi di masa depan. Salah satu langkah penting yang diambil adalah menyelenggarakan pelatihan untuk membekali mereka dengan pengetahuan, dan keterampilan terkait penanggulangan bencana, serta evakuasi mandiri.

Oleh karena itu untuk memperkuat kemampuan sivitas dan warganya dalam menghadapi situasi darurat, serta melakukan evakuasi mandiri saat terjadi bencana gempa bumi, FMIPA UI melalui Departemen Geografi menggelar kegiatan pelatihan bertema “Peningkatan Kapasitas Mahasiswa Geografi UI dalam Menghadapi Ancaman Gempa Bumi”, pada Sabtu, (28/09/2024) di Gedung H Departemen Geografi, Kampus Depok. Pelatihan yang berlangsung selama tiga jam ini diikuti oleh sekitar 80 peserta.

Dr. Tito Latif Indra, M.Si., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum FMIPA UI, sekaligus dosen di Departemen Geografi FMIPA UI, dalam sambutannya menyampaikan “Sebagai bagian dari FMIPA UI, kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa civitas akademika kami siap menghadapi situasi darurat. Melalui pelatihan ini, kami berkomitmen untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam penanggulangan bencana dan evakuasi mandiri.”

Dr. Tito berharap pelatihan ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang manajemen bencana dan strategi evakuasi, serta mendorong peserta menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar.

“Pengetahuan yang kita peroleh di sini bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk dibagikan kepada orang lain di komunitas kita,” imbuhnya.

Selain itu, Nurul Sri Rahatiningtyas, M.Si., sebagai perwakilan dosen pengampu mata kuliah, menyampaikan penjelasan terkait pemutakhiran jalur sesar aktif pada peta gempa 2017 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat Gempa Nasional (PuSGeN), dan BRIN hingga tahun 2024. Menurutnya, pemutakhiran ini merupakan langkah penting untuk memahami dinamika geologi Indonesia, yang dikenal sebagai negara rawan gempa.

Dari pemutakhiran tersebut, kata Nurul, terdapat penambahan 55 segmen gempa aktif di Sumatera, 37 segmen di Jawa, 48 segmen di Sulawesi, 80 segmen di Papua-Maluku, dan 49 segmen di Nusa Tenggara, yang menunjukkan peningkatan kerawanan gempa di seluruh Indonesia.

“Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai parameter gempa, kita kini dapat mengidentifikasi sesar aktif dengan lebih efektif. Misalnya, di Jawa, pada Peta Gempa 2010 tercatat terdapat 6 sesar aktif, sementara Peta Gempa 2017 mencatat 31 sesar aktif, dan diperkirakan pada Peta Gempa 2024 akan ada sekitar 75 sesar aktif,” menjelaskan tentang pentingnya pemutakhiran data geologi dan risiko gempa guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.

Ia juga menekankan bahwa informasi ini tidak hanya bermanfaat bagi para peneliti dan akademisi, tetapi juga bagi perencana kota, pemerintah daerah, dan masyarakat umum. Ia juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam upaya penyebaran informasi ini agar dapat diterima secara luas dan dimanfaatkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi seluruh warga.

Adapun materi yang disampaikan dalam pelatihan mencakup manajemen penanggulangan bencana, Gotong Royong Digital dalam menghadapi bencana gempa bumi bersama PetaBencana.id, serta kesiapsiagaan bencana di lingkungan kampus dengan praktik dan simulasi secara langsung.

Share this:

Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Email
Tumblr
Telegram
Print

Other News